lazada.co.id
CINE

Selasa, 31 Juli 2012

STANDAR PENILAIAN KONTES CUPANG HIAS MENURUT BMII= GAYA BERMAIN (part-5)

Gaya bermain adalah kondisi ikan yang sedang mengeluarkan ancaman saat menemui
pengganggu baik berupaa ikan maupun benda asing lain. Gaya bermainnya berupa kedua flaring
dan seluruh sirip yang membuka maksimal., serta gaya berenang baik mengarah, menjauhi,
berbalik, maupun saat dalam posisi miring dihadapan pengganggunya tersebut
Gaya bermain yang baik adalah sebagai berikut :

1. Berenang dengan tenang, baik secara vertikal maupun horisontal, tidak terlalu cepa
maupun terburu-buru 
2. Saat dilakukan penunjukan dengan menggunakan benda lain ikan akan segera bergerak
secara perlahan menghampiri benda asing tersebut dengan posisi mengancam 
3.  Tidak berlari kesana kemari yang membuat sirip terlihat roboh atau mengarah ke ara
belakang
4.  Tidak menunjukan gejala ikan sobu atau kondisi ikan saat birahi yang berupa gay
renang vertikal
5.  Saat mengembangkan sirip semua sirip harus terbuka dengan sempurna, baik saat
bermain lurus maupun menyamping
6.   Saat bermain menyamping ikan akan menggerak-gerakan pangkal ekornya secara  bola
balik dgn seluruh sirip yang mengunci rapat
selanjutnya...
Sumber: Standar Penilaian Kontes Ikan Cupang Hias Betta Mania Independen Indonesia (BMII)

  Halaman terkait:

Minggu, 29 Juli 2012

Sabtu, 28 Juli 2012

Kamis, 26 Juli 2012

STANDAR PENILAIAN KONTES CUPANG HIAS MENURUT BMII= AGRESIFITAS (part-4)

Ikan harus bersifat agresif dan senantiasa mengeluarkan ancaman terhadap pengganggunya
baik ikan lain maupun benda asing, seperti jari tangan, pulpen dan sebagainya.
 Ikan yang memiliki agresifitas untuk diikut sertakan dalam kontes adalah sebagai berikut  :

1.  Jika sekat pemisah aquarium dibuka maka secara langsung ikan akan membuka flaring,
membuka seluruh siripnya dan menuju kearah ikan yang berada di tempat lainnya.
2. Jika ditunjuk menggunakan benda lain pada dinding aquariumnya maka ikan tersebut
akan langsung membuka flaring, mengembangkan siripnya dan menuju ke arah benda
tersebut
3. Jika benda penunjuk digerakan maka ikan mengikuti dan melakukan gerakan miring
dengan membuka seluruh siripdan flaringnya
4. Ikan senantiasa selalu mengarah ke arah ikan lawan maupun benda asing secara
berulang-ulang
5. Ikan yang hanya sesekali menampilkan agresifitasnya atau lebih banyak diam akan
mendapatkan nilai minimum untuk nilai agresifitasnya.
 selanjutnya...

Sumber: Standar Penilaian Kontes Ikan Cupang Hias Betta Mania Independen Indonesia (BMII)

 Halaman terkait:

Senin, 23 Juli 2012

STANDAR PENILAIAN KONTES CUPANG HIAS MENURUT BMII= FIRST IMPRESSION (part-3)


First impression adalah keadaan fisik ikan yang pertama dapat dilihat dan terlihat, secara garis
besar first impression terbagi atas agresifitas, gaya bermain dan mental. First impression
merupakan penilaian awal ikan yang akan menentukan tahap-tahap penilaian selanjutnya.
selanjutnya...

 Sumber: Standar Penilaian Kontes Ikan Cupang Hias Betta Mania Independen Indonesia (BMII)

Halaman terkait:

LOKASI


STANDAR PENILAIAN KONTES CUPANG HIAS MENURUT BMII= KESALAHAN UMUM IKAN CUPANG HIAS SAAT KONTES (part-2)

Kesalahan umum adalah suatu kesalahan besar yang menyebabkan ikan di nyatakan gugur atau
terdiskualifikasi yang berarti pada ikan tersebut tidak dilakukan penilaian. 

Kesalahan umum yang dimaksud tersebut adalah sebagai berikut :

1. Ikan cupang hias bukan dari jenis betta splendens 
2. Tidak memiliki salah satu atau keseluruhan dari kelengkapan organ betta splendens
yang tampak dari luar, seperti yang tercantum dalam ciri-ciri umum betta splendens
3. Tidak terlihat sehat dan tidak aktif atau hanya diam saja, baik di bagian permukaan
tengah maupun dasar air
4. Tidak dapat berenang secara vertikal maupun horisontal serta tidak dapat mengambil
nafas ke permukaan dengan baik 
5. Menunjukan gejala cacat,  baik karena sebab tertentu maupuin faktor bawaan
6. Ada salah satu organ renang yang tidak dapat berfungsi dengan baik
7. Menunjukan gejala malas begerak, lamban serta gelisah
8. Terdapat dan terlihat adanya  kerusakan pada badan dan sirip seperti sisik yang lepas,
sirip yang patah, roboh, robek, bengkok atau bolong dan lain sebagainya
9. Sirip ekor tidak dapat mengembang dengan sempurna sewaktu ikan sedang melakukan
ancaman atau ngedok dan tidak mencapai  minimum bukaan ekor sebesar 180 derajat
10. Tidak sesuai dengan ketentuan ukuran yang telah ditetapkan saat kontes
11.  Menunjukan mental yamg tidak baik atau bacul
12. Tidak sesuai dengan kriteria yang di lombakan baik jenis, warna maupun ukuran
13. Memiliki bentuk tubuh atau sirip yang tidak normal, spt kepala berbentuk cekung, badan
yang menekuk, dll
selanjutnya...

Sumber: Standar Penilaian Kontes Ikan Cupang Hias Betta Mania Independen Indonesia (BMII)

Halaman terkait:

PLAKAT RED DRAGON (FEMALE)



Sumber: Banyumas Betta Aquaculture

PLAKAT DRAGON KOMBI (MALE)



Sumber: Banyumas Betta Aquaculture

PLAKAT ORANGE (FEMALE)



Sumber: Banyumas Betta Aquaculture

PLAKAT BLACK COOPER (MALE)



Sumber: Banyumas Betta Aquaculture

STANDAR PENILAIAN KONTES CUPANG HIAS MENURUT BMII=CIRI UMUM IKAN CUPANG (part-1)



Secara umum jenis betta splendens memiliki ciri-ciri umum yang terlihat yaitu :
1.Memiliki 2 ( dua ) buah buah flaring atau tutup insang yang sama besar dan dapat
    membuka atau menutup dengan baik keduanya
2. Memiliki 2 ( dua ) buah sirip renang ( pectoral ) yang sama besar dan bekerja dengan
    sempurna dengan bergerak secara konstan secara bolak balik
3. Memiliki 2 ( dua ) buah sirip perut ( ventral ) yang sama besar, sama panjang dan sama bentuknya
4. Memiliki 1 ( satu ) buah mulut yang terdiri dari bibir bagian atas dan bagian bawah
5. Memiliki 1 ( satu )  buah sirip anal yang terletak pada bagian bawah tubuh
6. Terdapat 1 ( satu ) buah sirip ekor ( caudal fin )  yang terletak pada bagian ekor atau
     belakang tubuh ikan  
7. Memiliki 1 ( satu )  buah sirip dorsal yang terletak pada bagian atas tubuh ikan
8. Memiliki 2 ( dua ) buah mata pada bagian muka ikan yang dapat berfungsi sebagai
     indera pengelihatan dengan baik
9. Memiliki  2 ( dua ) buah lubang hidung yang dapat berfungsi dengan baik saat dilakukan
     pengambilan udara ke permukaan.
selanjutnya... 

Selasa, 17 Juli 2012

SEJARAH IKAN CUPANG




Ikan Cupang termasuk ikan yang mempunyai sejarah cukup panjang. Pada tahun 1849 Theodor Cantor menerbitkan sebuah artikel tentang ikan petarung yang kemudian dinamainya dengan Macropodus pugnax. Pada tahun 1909 C. Tate Regan menyadari bahwa pendapat Cantor salah dan sebenarnya pugnax adalah spesies yang sebelumnya memang sudah ada di alam. Regan menamai kembali ikan petarung Cantor dengan nama Betta splendens yang dikenal sampai sekarang
Sebenarnya semua jenis Betta splendens (cupang) yang tersebar di seluruh dunia berasal dari jenis sirip pendek (plakat) dan selama bertahun-tahun jenis ini banyak dipelihara oleh orang-orang di Thailand. Disana mereka memijahkan ikan petarung ini dengan jenis cupang liar. Tujuan utama mereka adalah untuk mendapatkan petarung yang hebat, baik dari segi kekuatan, ukuran, gaya bertarung dan warnanya.
Seleksi ini dilakukan dengan melakukan penyilangan dengan cupang dari breeder lain. Pemenangnya akan menjadi model untuk generasi petarung berikutnya.


Karena tidak ada seleksi alam, maka setelah beberapa generasi, cupang yang diperoleh justru mempunyai sirip dada dan punggung yang panjang. Ikan ini tidak mempunyai “jiwa petarung” karena tidak agresif dan tidak dapat bergerak dengan cepat jika dibandingkan dengan cupang bersirip pendek lainnya. Cupang dengan sirip yang panjang ini akhirnya hanya dapat dinikmati keindahannya saja. Sebenarnya jenis cupang seperti ini sudah ada sejak orang-orang Eropa dan Amerika datang ke Asia Tenggara pada tahun 1850. Sekitar tahun 1960an, breeder India berhasil mendapatkan anakan cupang yang mempunyai dua helai sirip ekor sehingga disebut dengan jenis doubletail. Ciri khas dari jenis ini adalah sirip dada yang sangat lebar dan tubuhnya sedikit pendek. Karena ingin menghilangkan cirri-ciri ini,maka mereka menyilangkan cupang doubletail dengan jenis sirip tunggal,tetapi kemudian hasil yang diperoleh justru bermacam-macam bentuk sirip dada dan perut. 
Perlahan-lahan hobi memelihara ikan hias mulai melanda Eropa dan Amerika. Asia meresponnya dengan melakukan persilangan cupang bersirip panjang secara besar-besaran. Sekarang para pehobi di Eropa dan Amerika lebih selektif dalam memilih ikannya supaya karakteristik ikannya tetap terpelihara. Pada tahun 1960, breeder Amerika, Warren Young berhasil menyilangkan cupang dengan sirip yang sangat panjang dan dinamainya dengan “cupang Libby”, sesuai dengan nama istrinya. Ikan ini kemudian dijual ke pehobi di seluruh dunia dan terutama ke peternak di Asia. Jenis inilah yang kemudian berkembang menjadi jenis veiltail.

Pada saat yang sama, breeder Jerman, Dr. Eduard Schmidt-Focke, menyilangkan cupang jenis deltatail yang pertama. Jenis ini mempunyai ekor berbentuk segitiga yang simetris. Maka pada tahun 1967 didirikanlah IBC (International Betta Congres). Tujuan IBC adalah untuk menyilangkan cupang yang mempunyai sirip yang lebar dan simetris. Jenis ini mempunyai kapasitas berenang yang lebih baik. Tetapi perlu waktu yang lama untuk menghasilkan jenis ini. Pada tahun 1980, para breeder terkenal Amerika seperti Peter Göettner and Paris Jones, mengembangkan jenis superdelta dengan sirip yang sangat besar. Pada tahun 1984, orang Perancis Guy Delaval mengimpor jenis ini ke Perancis. Delaval menyeleksi dan menyilangkannya untuk memperoleh sirip punggung yang lebih besar. Pada tahun 1987, dia berhasil memperoleh ikan dengan sirip bersudut 180 derajat. Tetapi Rajiv Massilamoni menganggapnya hal yang mustahil karena biasanya cupang dengan ekor delta atau superdelta yang asimetris hanya mempunyai sudut 160 derajat saja. Laurent Chenot and Rajiv Massilamoni mulai bekerjasama menyilangkan cupang untuk mempertahankan jenis ini. Tetapi mereka terlalu sering mengawinkan pejantannya dengan saudaranya sendiri sehingga ikannya tidak mau lagi mendekati betinanya. Akhirnya mereka menyilangkan cupang yang betinanya berasal dari Delaval sedangkan jantannya adalah jenis melano doubletail turunan Amerika. Ikan ini kemudian dinamai R39 dan disilangkan dengan semua jenis betina hasil biakan Chenot dan Massilamoni. Ternyata beberapa ikan mempunyai sirip 180 derajat. Pada tahun 1991 breeder cupang Amerika bernama Jeff Wilson melihat ikan ini dan menamainya "halfmoon". Dia mulai bekerjasama dengan Chenot and Massilamoni dan menyilangkan jenis Amerika dan menghasilkan lebih banyak anakan halfmoon. Pada tahun 1993, Chenot, Massilamoni dan Wilson menunjukkan jenis ikan halfmoon mereka pada pameran IBC di Tampa Florida dengan nama CHENMASWIL. Mereka memenangkan "Best of show". Inilah awalmula demam halfmoon.

5-10 tahun belakangan ini berbagai jenis ikan dengan sirip yang beraneka ragam mulai ditemukan. Breeder Indonesia Ahmad Yusuf menemukan jenis serit (crowntail). Jenis ini mempunyai ciri khas tulang siripnya tumbuh melampaui sirip. Oleh karena itu penampilannya seperti sisir sehingga ikan ini juga disebut jenis combtail.

Tetapi penemuan dari jenis sirip dan ekor yang lain masih terus dikembangkan. Semua orang di seluruh dunia masih berusaha mengembangkan halfmoon dan serit supaya penyebaran sirip dan bentuk ekornya semakin baik. Pada persilangan halfmoon, yang diutamakan sekarang adalah penyebaran dan pertumbuhan tulang sirip (halfmoon dengan 4, 8 dan 16 tulang). Semakin baik persebaran tulang sirip maka semakin baik pula dukungan terhadap ekor yang dibentuknya.

Dukungan ini sangat dibutuhkan ketika ikan semakin tua dan siripnya semakin panjang. Penemuan halfmoon lainnya adalah overhalfmoon yang penyebaran siripnya lebih dari 180 derajat dan juga halfmoon rosetail.

Sumber:  http://budidaya-cupang.blogspot.com/2011/12/normal-0-false-false-false-en-us-zh-cn.html